Novita Hardini Luncurkan UPRINTIS Indonesia untuk Pendampingan UMKM Perempuan

Penandatangan Komitmen oleh Founder UPRINTIS Indoneia, Novita Hardini. (Kominfo Trenggalek)

Ketua Dekranasda Kabupaten Trenggalek Novita Hardini Mochamad meluncurkan yayasan UMKM Perempuan Perintis (UPRINTIS) Indonesia di Ciputra World Surabaya. Rabu, (22/12/2021).
——

WAW, Trenggalek – Hal tersebut lantaran, Ia berkeinginan melakukan pendampingan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)  perempuan untuk menapaki kesuksesan bersama.

“Kita lebih fokuskan lagi pendampingan UMKM agar hasilnya, resource nya lebih optimal dirasakan UMKM”, Tutur Novita Hardini.

Selaku Founder dan CEO Uprintis Indonesia, Novita Hardini menyampaikan bahwa di tahun pertamanya untuk meningkatkan skala usaha para pelaku UMKM kurang lebih sebanyak 1.000 UMKM dan 5.000 UMKM perempuan yang dilakukan pendampingan agar bisa naik kelas dan berkembang.

“Jadi kita selama ini pendekatannya dengan cara-cara pelatihan tetapi sejauh saya memandang sebagai ketua Dekranasda Kabupaten Trenggalek, saya melihat pendekatan yang biasa kita gunakan ternyata belum benar-benar optimal meningkatkan profit bagi teman-teman umkm khususnya perempuan”. Sambungnya.

Founder dan CEO Uprintis Indonesia, Novita Hardini Mochammad. (@kominfotrenggalek)

Lebih lanjut inisiator Sepeda Keren itu menyebut salah satu penyebab banyaknya kejadian kekerasan pada perempuan dalam rumah tangga adalah faktor kesenjangan ekonomi yang menyebabkan terjadinya gap antara laki-laki dan perempuan.

Menurutnya, Apabila pertumbuhan ekonomi perempuan bertumbuh dengan baik maka peluang kekerasan yang dialami perempuan dapat terhapus.

“Investasi pada pemberdayaan perempuan yang sekarang juga digalakkan semua dunia, jadi saya menjadi bagian dari perempuan muda Indonesia yang ingin juga memberikan kontribusi 1.000 umkm dan 5.000 umkm perempuan di Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia”, jelasnya.

UPRINTIS sendiri sebagai salah satu wadah bagi para pelaku UMKM dalam mengembangkan usahanya, utamanya menyasar pada UMKM perempuan di seluruh Indonesia.

“Hingga saat ini sudah ada 600 UMKM yang mendapat pembinaan, pelatihan. Jadi kurang 400 UMKM lagi, ini secara bertahap. Kami juga melakukan kolaborasi dengan pihak-pihak lain untuk melakukan business matching”, tuturnya.(red/kkt)