WAWBERITA– Alfamart bersama dengan Bank Sampah KGS memanfaatkan libur sekolah dengan mengedukasi anak-anak untuk mencintai lingkungan. Anak-anak diedukasi sedari dini untuk mengenal apa itu 3R (reduce, reuse, recycle).
Direktur Bank Sampah KSG Welis Fatimah mengatakan, ide ini tercipta untuk membekali anak-anak sekitar Bank Sampah KGS untuk lebih mencintai lingkungan. “Mumpung momennya pas liburan sekolah, kita ajak mereka untuk mengenal 3R,” ungkapnya.
Welis menambahkan, anak-anak merupakan aset berharga, merekalah nanti yang kelak akan melanjutkan cita-cita menjaga kelestarian dan keasrian lingkungan. “Jangan sampai nanti mereka malah tak mau peduli dengan kondisi lingkungannya. Banyak yang yang bisa dilakukan, meskipun dianggap kecil tapi manfaatnya akan terasa dikemudian hari,” ujarnya.
Contoh paling sederhana ialah pemanfaatan eceng gondok. Ia mengatakan menurut sebagian orang hanya tumbuhan air yang mengganggu, tapi jika dimanfaatkan akan sangat bernilai.
“Kali ini kita memanfaatkan eceng gondok untuk dibuat sebagai tempat meletakkan ATK karena sasarannya ke anak-anak. Tapi untuk yg lebih komersil, eceng gondok bisa dikreasikan menjadi keranjang hingga sandal yang cukup memiliki nilai ekonomis,” kata Welis.
Kolaborasi Bank Sampah KGS dengan Alfamart dalam program Kampung Alfamart Sahabat Bumi (KASB) diharapkan bisa memberikan nilai lebih bagi lingkungan sekitar.
Sementara itu, Program Kampung Alfamart Sahabat Bumi (KASB) adalah program CSR berkelanjutan dari Alfamart di bidang lingkungan, yakni dengan memberdayakan kampung yang berorientasi kepada kelestarian lingkungan.
“Tujuan kami adalah membentuk kampung yang mempunyai ekosistem sosio lingkungan ekonomi, dimana mereka punya kesadaran akan lingkungan yang lestari ternyata juga menunjang perekonomian sehari-hari,” jelas Rani Wijaya, Corporate Communications GM Alfamart.
4 Kelompok kegiatan yang akan berjalan sepanjang tahun 2024 di Kampung Alfamart Sahabat Bumi antara lain: pengurangan pemakaian plastik sekali pakai (reducing), daur ulang limbah menjadi barang baru yang bisa dimanfaatkan (recycling) , pemberdayaan masyarakat setempat untuk mengelola limbah (empowerment) dan penanaman pohon produktif (replanting).
“Pasti akan ada banyak kegiatan turunan saat pelaksanaan dari 4 kelompok kegiatan itu. Seperti fasilitas bank sampah, pembangunan rumah bibit, konservasi air, pembuatan taman TOGA , dan sebagainya. Itu akan bervariasi sesuai kondisi dan kebutuhan di masing-masing kampung,” pungkas Rani.