WAWBERITA – Aliran air sungai musi yang dimanfaatkan oleh PDAM Tirta Musi Palembang sebagai sumber air baku pada Instalasi Pengolahan Air (IPA) PDAM tidak bisa berproduksi secara maksimal, ini diakibatkan karena curah hujan yang akhir-akhir ini sangat tinggi. Sehingga air yang dimanfaatkan sebagai sumber air baku untuk Masyarakat
mengalami Turbidity ( Tingkat Kekeruhan Air) sejak beberapa hari lalu. untuk menjaga kualitas air yang didistribusikan sesuai dengan standar yang dipersyaratkan maka perumada Tirta Musi melakukan pengurangan kapasitas produksi di beberapa instalansi pengelolaan air (IPA).
Seperti air baku di Intake karang anyar sampai hari selasa 14 maret 2023 telah mencapai angka lebih dari 4.075 NTU dengan normalnya 65 sampai 95 NTU.
Begitu juga dengan intake 1 Ilir mencapai angka lebih dari 2.130 NTU dengan Normalnya 75 sampai dengan 110 NTU.
Hal tersebut langsung dikatakan oleh Direktur Operasional Cik Mit, Rabu (15/3/22) di Ruang Rapat Gedung Utama PDAM Tirta Musi Palembang.
Cik Mit mengatakan kekeruhan air ini mengakibatkan pengurangan kapasitas air di beberapa Intalasi Pengolahan Air (IPA).
Seperti di IPA Poligon memiliki 150 ipd mengalami pengurangan 9-15 ipd, IPA Rambutan 1.050 ipd mengalami pengurangan 55 -65 ipd.
Selanjutnya, IPA 3 Ilir memiliki kapasitas 1.250 ipd mengalami pengurangan 35-45 ipd, IPA Borang dari 140 ipd mengalami pengurangan 5-10 ipd dan IPA Karang anyar dari 1.300 ipd mengalami pengurangan 50 -55 ipd.
Dengan adanya pengurangan produksi di IPA menyebabkan ada beberapa unit pelayanan mengalami pengurangan debit distribusi air di wilayah pengaliran.
Unit pelayanan Rambutan, Unit pelayanan KM.IV, Unit 3 Ilir, Unit Karang anyar, Unit Kalidoni, Unit Alang Alang Lebar dan Unit Sako, jelas Cik Mit.
Cik Mit mengungkapkan akan tetap memenuhi standar Regulasi Permenkes Nomor 492 Tahun 2010. Apa bila kekeruhan air Sungai Musi berangsur normal kembali maka produksi kembali seperti semula.ucap Cik Mit.(Dn)