Perayaan Imlek Sebagai Wujud Syukur dan Harapan Keberuntungan

Perayakan tahun baru Imlek dengan memanjatkan do'a. (Instagram @ellya.f)

WAW – Tahun Baru Imlek memiliki arti dari dua kata yang berarti kalender lunar atau juga chunjie yang mengarah pada perayaan musim semi.

Perayaan ini dilakukan oleh masyarakat Tionghoa saat musim semi mulai datang.

Hal ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur masyarakat, dimana saat itu sebagian besar masyarakat Tionghoa bertani untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Sebagai masyarakat yang tinggal di daerah empat musim, mereka juga merasakan naik turunnya pertanian.

Misalnya saat musim dingin, mereka harus rela tidak beraktivitas di ladang dan hasil panen tidak melimpah seperti pada musim lainnya.

Namun ketika musim telah berubah menjadi musim semi, masyarakat bisa mulai bercocok tanam dengan baik dan hasilnya melimpah.

Karena itu, mereka menyambut musim semi ini.

Sebagai bentuk rasa syukur mereka dapat kembali bertani dan menghasilkan keuangan yang baik untuk kehidupan mereka.

Bahkan pada Tahun Baru Imlek, orang Tionghoa akan saling mengucapkan Sin Chun Kiong Hi atau menyambut musim semi.

Perayaan Imlek yang selalu dilaksanakan pada penanggalan Imlek pada tanggal tiga puluh bulan 12, identik dengan perayaan lainnya yaitu Cap Go Meh sebagai penutup.

Dimana orang berdoa sebagai rasa syukur dan syukur.

Mereka juga menjadikan harapan dan doa di tahun baru sebagai harapan untuk lebih baik dan lebih beruntung.

Orang mengharapkan rezekinya selalu mengalir lebih baik dan juga menjalin hubungan yang lebih baik.(*)