Dibalik Gemerlap Politik Tanah Serasan Sekate

Oleh Immamul Ghozi

WAWBERITA – Tatap Pemilihan Kepala Daerah 27 November 2024 mendatang, Musi Banyuasin (Muba) mulai merasakan euforia memilih pemimpin baru. Sudut-sudut Kota Sekayu mulai dipenuhi baliho politik bahkan sampai ke beberapa kecamatan yang ada di sekitar juga ikut merasakan suasana menuju Pilkada serentak itu.

Harapannya pemimpin baru dapat membawa marwah baru pula untuk tanah Serasan Sekate. Acap kali kita disuguhi baliho-baliho yang menjanjikan berbagai kemajuan, nyatanya tak sebagaimana yang diharapkan. Terlebih lagi, permasalah yang sebenarnya ada dan nyata dihadapi oleh masyarakat Muba.

Sebut saja, angka kemiskinan tertinggi ketiga di Sumatera Selatan (Sumsel) berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel per tahun 2021-2023 terdapat 102 ribu jiwa (15.19%) rakyat Muba berada di kondisi ekonomi yang tidak baik.

Belum lagi kesejahteraan bagi penduduknya, tak sedikit desa di Musi Banyuasin tidak mendapatkan pasokan air bersih, akses internet atau bahkan saluran listrik. Ironinya, Muba merupakan daerah dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tertinggi di Sumsel.

APBD Muba di tahun 2023, dilansir dari website Kementerian Keuangan, sebesar 4,78 trilliun rupiah untuk Bumi Serasan Sekate. Namun apalah daya, nominal sebanyak itu tak tahu kemana perginya. Belum lagi banyak ditemui, gedung-gedung tak berpenghuni di setiap sudut Kota Sekayu yang bisa saja dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.

Beberapa anggaran diklaim telah digunakan untuk mengurangi angka kemiskinan dan juga pemerintah daerah telah memberikan bantuan kepada masyarakat miskin. Namun hasilnya nihil, penurunan angka kemiskinan terbilang kecil. Lagi-lagi pembangunan menjadi pertanyaan, kemana dan untuk apa saja.

Polemik-polemik inilah yang membuat masyarakat menunggu sosok yang memiliki komitmen atau bahkan keseriusan mensejahterakan Muba. Mengingat kabupaten yang kita banggakan ini memiliki banyak sekali permasalahan di dalamnya.

Dari banyaknya baliho yang bertebaran, ada satu sosok yg mencuri perhatian saya, yaitu Lucianty. Ya, sosok yang sejauh ini paling gencar sosialisasi sebagai Bakal Calon Bupati Muba. Sepengetahuan saya, jauh sebelum ini ia pun sudah menyatakan mewakafkan diri untuk mengabdi kepada masyarakat Muba.

Lucy merupakan istri Almarhum Pahri Azhari, mantan Bupati Musi Banyuasin yang terkenal dengan pencetus program dana desa, bahkan jauh sebelum pemerintah pusat menjalankan program itu.

Lucy juga menegaskan akan melakukan hal yang sama jika terpilih. Bukan hal yang mustahil program ini kembali digulirkan, mengingat ketika Almarhum Pahri Azhari menjabat, Lucy dengan setia mendampinginya sehingga banyak hal yang ia ketahui untuk mensejahterakan masyarakat Muba. Ini menjadi hal yang paling menarik bagi saya.

Selain itu, beliau dikenal sebagai pengusaha yang dekat dengan ibu-ibu pengajian. Sering memberikan bantuan ke masyarakat meski dirinya bukan lagi menjadi istri dari Bupati, sehingga semua yang dilakukannya mendapatkan simpati dan dukungan dari masyarakat Muba.

Patut dinanti laju dari perempuan 59 tahun itu, mengingat sosok dan komitmennya dapat dijadikan solusi bagi permasalahan yang ada di Muba.

Logikanya saja, beliau sekarang berada di ekonomi yang sangat layak namun tetap ingin mewakafkan dirinya demi rakyat Muba.

Melalui gerakan SEHATI ‘Sejahtera Bersama Lucianty’ banyak sekali bantuan sebagai bentuk kepedulian Lucy kepada masyarakat Muba. Dirinya mulai di eluhkan oleh rakyat Muba.

Bagaimana laju Lucianty berikutnya menjadi hal yang menarik untuk ditunggu, bisakah ia menjadi sebuah solusi untuk memajukan Muba?