WAWBERITA – Tepat setahun sejak rilisan terakhirnya, solois pop asal Jakarta, Agatha Pricilla kini siap melanjutkan lagi bab terbaru perjalanan musikalnya lewat sebuah nomor neo soul-pop segar penuh harapan baik, “One Day” pada Jumat (17/2) via Sun Eater.
One Day adalah sebuah lagu teranyar yang tidak hanya menyuguhkan kualitas Agatha Pricilla sebagai singer dan song writer yang semakin matang, namun juga secara utuh menjadi catatan personalnya dalam proses berdamai dengan masa lalu.
Ditulis sejak 2021, lagu “One Day” karya Agatha Pricilla bercerita tentang proses menemukan kembali makna memaafkan, waktu, dan kelapangan hati.
Juga tentang bagaimana sebuah nasihat seorang Ibu pada akhirnya akan selalu menjadi titik terang dari gelap dan rumitnya berbagai persoalan.
“Semua bermuara dari kecenderungan gue menunda-nunda hal. Termasuk dalam menyelesaikan perasaan-perasaan gue sendiri dan memaafkan orang lain,” ungkap Pricilla mencurahkan makna lagu ini.
Kedekatan yang begitu kuat antara dirinya dengan sang Ibu lah yang kemudian membantu Pricilla merangkai ulang cara pandangnya menyikapi situasi tersebut.
“Karena gue dan nyokap sangat dekat, gue selalu cerita apapun ke dia, begitupun saat gue belum bisa memaafkan seseorang. Tapi gue bilang kalau gue percaya seiring berjalannya waktu mungkin gue akan bisa memaafkan. Nah, jawaban dari nyokap gue yang berhasil menohok dan membangunkan gue,” katanya.
“Nyokap bilang, ‘Kamu gak bisa cuma mengandalkan waktu. Semua persoalan dalam hidup harus kamu sendiri yang menentukan kapan harus selesai atau tidak sama sekali. Kalau cuma mengandalkan waktu, kamu hanya mencari pembenaran untuk menunda saja,’” kenang Pricilla.
Ia juga mengakui meskipun masih belum bisa memaafkan orang tersebut, setidaknya kini ia menyadari jika ia harus menentukannya sendiri. “Karena time will heal itu tidak selamanya benar,” imbuhnya.
Berbeda dengan single terakhir “Ruang”, kini “One Day” terdengar cukup kental akan pengaruh musik-musik kulit hitam era 70-an yang diakui Pricilla memang menjadi inspirasi besar dan landasan vokalnya sejak awal bertarik suara.
Walaupun soul, R&B, hingga gospel bukan elemen baru karena sudah dapat dirasakan sejak rilisan-rilisan awal Agatha Pricilla pada 2019 lalu, namun “One Day” tetap berhasil menawarkan nuansa dan sensasi baru hasil dari pendekatan aransemen yang lebih penuh dan live.
“Kalau dulu lagu-lagu gue masih sangat kental unsur elektronik dan bebunyian sintetisnya, sekarang gue mau terdengar lebih analog dan full band. Gue harus bisa membawakan apa yang ada di rekaman ke atas panggung,” ungkap Pricilla.
Pencapaian serta arahan musikal baru bagi Pricilla ini tidak lepas dari tangan dingin produser Lafa Pratomo(Danilla, Polka Wars, The Panturas, dll) yang dipercaya Pricilla untuk duduk di sampingnya mengawal dan mengarahkan proses aransemen, rekaman, mixing hingga mastering.
Sedangkan dua sahabat Pricillia, Tristan Juliano dan Salmaa Chetizsa yang juga merupakan tandem lamanya dalam menulis, masing-masing membantu pada penulisan lagu dan lirik.
Pricilla pun memiliki jawaban yang kuat saat ditanya alasan pemilihan Lafa sebagai produser.
“Karena gue ingin lebih dekat dengan diri gue sendiri. Gue mau menyelaraskan lagu-lagu gue dengan kepribadian asli gue. Gue orang yang apa adanya. Gue mau lagu yang minimalis, tapi tetap terasa megah dengan isian dan twist-twist khas yang hanya dimiliki Lafa. Gue pun senang Lafa seperti keluar dari comfort zone-nya,”” terangnya.
Menurut Pricilla, proses perkenalan dengan Lafa dalam pengerjaan proyek ini dan pendekatan yang dilakukannya sebagai produser juga menjadi sebuah pengalaman baru yang memperkaya proses kreatif dirinya.
Lafa tidak hanya berhasil membantunya mendapatkan pencapaian artistik yang dibayangkan, namun lebih jauh juga seperti mengasah sensibilitas personal sebagai seorang musisi.
“Lafa tipikal produser yang nggak cuma mengerjakan apa yang kita mau, tapi seperti mendorong dan memberikan lebih banyak kesempatan untuk gue explore sendiri apa yang gue suka dan tidak suka,” kata Agatha Pricilla.
“One Day” sendiri merupakan salah satu dari empat lagu yang termuat dalam album pendek yang akan dirilis Mei mendatang.
Album pendek yang menurut Pricilla adalah kumpulan catatan dan pengingat dari nasihat-nasihat ibunya yang ia dapatkan.
“Gue sangat memegang teguh nasihat-nasihat beliau dan yang juga baru gue sadari adalah bagaimana cara gue memandang dan menyelesaikan masalah itu ternyata banyak terbentuk dari ucapan-ucapan nyokap gue,” ungkapnya.
“Akhirnya gue merasa dijadikan album aja deh sekalian, karena gue memang benar-benar pengen ceritain tentang itu ke orang-orang. Begini loh kalau kata nyokap gue. Kalau ternyata bisa membantu ya bagus, kalau tidak ya seenggaknya berarti ada pandangan lain dari sebuah masalah,” jelasnya lagi.
“Lewat ‘One Day’ dan album pendek ini nantinya, gue mau berterima kasih atas semua nasihat nyokap gue,: tuturnya.
“Tapi gue juga mau bilang kalau mungkin tidak semua nasihat itu bisa gue lakukan sekarang. Judul album pendek ini adalah nama nyokap gue, Adriana,” tutup Agatha Pricilla.(*)