WAWBERITA – Gubernur Sumsel Herman Deru, berkomitmen dalam penurunan angka stunting karena menjadi visi misinya, hal itu disampaikannya saat membuka Rakerda Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting tahun 2022 di Ballroom Hotel Harper Palembang, Kamis 10 Maret 2022.
Penurunan angka stunting menurut Herman Deru harus serius dilakukan, apalagi target pemerintah turun lebih dari tiga persen setiap tahun.
“sehingga pada tahun 2024 penurunan prevalensi stunting dari 27,67 persen menjadi 14 persen. Kita serius dengan persoalan stunting ini. Ini merupakan tugas bersama,” tegas Herman Deru.
Dia menyebut, upaya penurunan angka stunting harus dilakukan sejak dini. Mengatasi sebelum terjadi, harus dideteksi sejak awal sebelum bayi dilahirkan.
“Bahkan upaya pencegahan stunting itu bisa dilakukan saat pernikahan masih dalam tahap rencana, sehingga kelak bayi yang akan lahir tidak terjadi stunting,” terangnya.
Lebih lanjut, Herman Deru menjelasakan, stunting pada anak dapat terjadi karena beberapa faktor. Salah satunya akibat calon ibu yang akan melahirkan bayi menderita anemia atau kurang darah.
“Saat ini sekitar 50 wanita muda menderita anemia. Ini berakibat terjadinya stunting. Hal itu terjadi, akibat gaya hidup kurang sehat yang dilakukan masyarakat khususnya para wanita muda. Seperti pola makan yang tidak bergizi,” terang Herman Deru.
Masalah gizi yang terjadi pada masa remaja akan menyebabkan anemia yang berisiko lahirnya generasi yang bermasalah gizi. Sebab itu, Herman Deru mengajak masyarakat untuk meningkatkan perilaku hidup sehat khususnya terkait soal makanan bergizi, agar nantinya bayi yang dilahirkan terhindar dari stunting.
“ Karena itu peran Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana (IPeKB) juga diperlukan dalam mengedukasi masyarakat. Apalagi 30 tahun lagi Indonesia termasuk Sumsel mendapatkan bonus demografi,” kata Gubernur Sumsel. (ram)