WAW, Palembang – Melalui program Badan Amil Zakat (Baznas),Pemerintah kota Palembang ditengah kondisi Pandemi terus melakukan kegiatan sosial dalam membantu masyarakat kecil yang ada dipelosok kota Palembang.
Kali ini warga kelurahan sako yang sudah puluhan tahun menunggu rumah yang cukup memperihatinkan kondisinya kini sudah layak huni.
Menurut Sekertaris Daerah kota Palembang (Sekda) Ratu Dewa bahwa program Baznas haruslah didukung oleh semua jajaran ASN Pemkot Palembang. Tidak hanya itu program bedah rumah ini harus ditingkatkan lagi melalui Program Palembang peduli yang digagas oleh Baznas, mengingat banyak sekali masyarakat kecil yang rumahnya ingin dibantu melalui kegiatan ini.
” Perlu kita ketahui kepada masyarakat, jika ingin rumahnya masuk dalam program ini tentunya bangunan tersebut harus milik sendiri bukan ngontrak atau bangunan milik orang lain. Berdasarkan mekanisme yang ada, kepada warga yang ingin mendapatkan bantuan dari Palembang peduli Baznas bisa melaporkan kepada RT, lurah dan camat setempat guna ditindak lanjuti,”jelasnya rabu (22/9) usai meresmikan rumah milik ibu Onih warga kelurahan Sako jalan lebak murni lorong Sawi.
Lanjutnya jika sudah ke 20 kalinya program bedah rumah ini dilakukan oleh Baznas dari tahun 2016-2020. Maka dari itu kegiatan sosial di baznas benar-benar harus disuport oleh seluruh ASN kota Palembang sehingga kedepan lebih banyak lagi masyarakat tidak mampu mendapatkan bantuan.
Ditempat yang sama ketua Baznas kota Palembang Ridwan Nawawi menambahkan untuk biaya rehap per rumah total biayanya 60 juta dengan luas 6 meter X 6 meter serta memiliki 2 kamar dengan menggunakan bata merah.
“Untuk rumah ibu Onih ini pengerjaannya sampai 2,5 bulan selesainya semua sudah termasuk pengecatannya. Kedepan kita rencanakan 1 bulan sekali dilakukan perbaikan rumah dalam program Palembang peduli dari Baznas,” katanya.
Sementara itu Ibu Onih (55) hanya bisa mengatakan ucapan terima kasih kepada Pemkot Palembang.
Dengan senyum lebar serta raut wajah bahagia terpancar di wajah ibu Onih (55) yang tertutup masker. Sejak tahun 1980 mereka sudah tinggal dilokasi tersebut bersama keluarga besarnya. Seiring waktu berjalan akhirnya mereka mendirikan rumah sendiri tepatnya dibelakang lokasi tersebut.
“Sudah sekian lama kami tinggal dengan kondisi bangunan yang cukup memprihatinkan. Rumah yang kami tempati ini berpenghuni 2 Kepala Keluarga (KK). Berkat bantuan ini alhamdulilah rumah kami yang dulu kini sudah bagus dan layak huni, tanpa adanya bantuan mungkin sampai saat ini rumah kami reot dan siap-siap roboh,” tutupnya.(ril)